Skip to main content

Karir Impian: Waktu SMP

Menyambung tulisan sebelumnya, kali ini aku mencoba merefleksikan ide karir yang sempat terbersit saat aku berusia SMP. Bisa dibilang sepanjang SMP, inspirasi cita-citaku banyak dipengaruhi tokoh dalam media yang kukonsumsi. (Muahaha, cikal bakal jadi anak Kom kayaknya dimulai di saat yang sama)

Beberapa karir yang sempat terbersit di kala itu adalah dokter, detektif, kriminolog, dan ahli biologi laut (marine biologist).

Cita-cita jadi dokter mungkin terdengar mainstream. Tapi untukku saat itu, yang kuanggap menarik dari profesi dokter bukan hanya nilai mulia untuk menolong orang lain, tapi lebih ke thrill, drama, dan dinamika kerjanya. Kenapa aku berpikir begitu? Tak lepas dari tontonanku saat itu, Doogie Howser dan serial E.R. (Emergency Room). Dalam dua series itu, kulihat bagaimana dokter berinteraksi lebih sekadar menjadi dokter tapi juga menghadapi intrik dan politik kantor.

Next, detektif dan kriminolog. Nah, jaman itu memang bacaan dan tontonanku banyak dipengaruhi tema detektif. Kebayang ga kira-kira apa aja? Yup, mulai dari komik Detektif Conan, Kindaichi, Master Keaton, belum lagi seri Trio Detektif yang kece banget jaman itu. Ohya, di umur ini juga aku mulai membaca karya-karya Sir Arthur Conan Doyle. Dari segi tontonan, sejak SD aku sudah gandrung sama serial MacGyver, Remington Steel, Mission Impossible, dan Hunter. Sayangnya, ibuku menentang ide anak perempuannya jadi detektif dan berurusan dengan jenazah, hihihi... Jadilah, cita-cita belaka...

Terakhir, marine biologist. Ide karir yang ini mutlak dipengaruhi tontonanku saat itu. Mulai dari trikuel Free Willy yang bercerita tentang persahabatan dan penyelamatan sejumlah mamalia laut. Dolphins are the sweetest! Sampai serial SeaQuest yang dibintangi si ganteng mendiang Jonathan Brandis. Kesemuanya mendorongku untuk mencintai laut dan ingin menyelamatkan para penghuninya.

Hm, apa benang merah dari cita-citaku selama SMP? Selain betapa media yang kukonsumsi sangat mempengaruhiku, sepertinya aku lumayan sangat tertarik pada karir yang altruistik dan di saat yang sama menegangkan dan penuh kebaruan.

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

Grogol, 10.21

Comments

Popular posts from this blog

19

Sejak kapan saya suka angka 19? Mungkin sejak SD, sejak kenal bilangan prima. Ya, 19 adalah bilangan prima, yang istimewa, berdiri sendiri, tidak memiliki bilangan faktor, tidak bisa dibagi bilangan lain selain satu dan dirinya sendiri.  Sejak itu, sepertinya angka 19 selalu punya makna tersendiri untukku. Salah satu kecenganku waktu SMP ultahnya jatuh di tanggal 19, walau sekarang aku sudah tak yakin, bulan Januari atau Februari ya hahaha.  Kalau dipikir, umur 19 juga istimewa karena mulai kenal @hysa. Apalagi setelah sadar kalau dies natalis fakultas kami selalu jatuh di tanggal 19 juga, tepatnya 19 September dan untuk di universitas 19 Desember. Begitu juga dengan beberapa tanggal wisuda kampus, selalu dijadwalkan di tanggal atau sekitar tanggal 19, empat kali dalam setahun. Tak heran juga akhirnya ketika mencari satu tanggal istimewa pengikat janji di musim kemarau, kami jatuhkan di 19 Juli. 190709 Bukan, ini bukan tulisan tema anniversary. Sekadar lintasan ide mengisi wak...

Perpetual Sadness

Dari Rabu atau Kamis denger pertama kabar Nanggala, hatiku remuk. Secara logika udah kuat banget dugaan mereka ga akan selamat. Kesedihan mulai merayapiku. Mulai kerasa sedih ga jelas Ga mood ngapa-ngapain Rasa kehilangan akan entah apa Kebayang kamu ga ada Hatiku lebih remuk lagi Kalo sampe itu terjadi Mulai muter lagu2 sedih Lagu Linkin Park paling kena sih Mungkin karena Chester nya Mungkin karena walau sedih tetap terasa kuat Menambah rasa ironi Sabtu malam dinyatakan tenggelam Ucapan duka bertebaran Rasa sedih menyeruak Minggu lebih banyak berita detail Ditemukan terbelah tiga Memuncak sedih ini Rasa kehilangan yang besar dan dalam Berusaha menghibur diri Namun dengan rasa bersalah Karena sepertinya dunia malah baru mulai berduka Tapi aku sudah hampir tenggelam Dalam kesedihan Mulai nonton dan baca berita berita analitis terkait, berusaha merasionalisasi kenyataan Tak terhindarkan Di luar kendali siapapun Lepaskan Ayo lanjutkan hidup

Understanding and Curing Limerence

(Excerpt from limerence .net , nothing was written by me) The phases of limerence Like other addictions, we see limerence originating from early life psychological wounding. We use it to fill a hole in our soul.  We  describe  limerence as the mother of all distractions and when working with clients in limerence we are  curious to uncover what is it the person avoiding dealing with?  So often there is deep unresolved emotional pain. The client has protected themselves by covering their hearts over the years and decades with layers and layers of reinforced concrete.  This was a survival mechanism necessary from growing up in a dysfunctional and often narcissistic family system. The reality is limerence never lasts – typically it spans from 6-36 months. Just long enough for us to pair-bond and continue the survival of the species. Recent advances in neuroimaging and neurochemistry are now mapping out these pathways for romantic love. We als...