Skip to main content

Perpetual Sadness

Dari Rabu atau Kamis denger pertama kabar Nanggala, hatiku remuk. Secara logika udah kuat banget dugaan mereka ga akan selamat. Kesedihan mulai merayapiku.

Mulai kerasa sedih ga jelas
Ga mood ngapa-ngapain
Rasa kehilangan akan entah apa
Kebayang kamu ga ada
Hatiku lebih remuk lagi
Kalo sampe itu terjadi

Mulai muter lagu2 sedih
Lagu Linkin Park paling kena sih
Mungkin karena Chester nya
Mungkin karena walau sedih tetap terasa kuat
Menambah rasa ironi

Sabtu malam dinyatakan tenggelam
Ucapan duka bertebaran
Rasa sedih menyeruak
Minggu lebih banyak berita detail
Ditemukan terbelah tiga
Memuncak sedih ini
Rasa kehilangan yang besar dan dalam

Berusaha menghibur diri
Namun dengan rasa bersalah
Karena sepertinya dunia malah baru mulai berduka
Tapi aku sudah hampir tenggelam
Dalam kesedihan

Mulai nonton dan baca berita berita analitis terkait, berusaha merasionalisasi kenyataan

Tak terhindarkan
Di luar kendali siapapun
Lepaskan
Ayo lanjutkan hidup

Comments

Popular posts from this blog

19

Sejak kapan saya suka angka 19? Mungkin sejak SD, sejak kenal bilangan prima. Ya, 19 adalah bilangan prima, yang istimewa, berdiri sendiri, tidak memiliki bilangan faktor, tidak bisa dibagi bilangan lain selain satu dan dirinya sendiri.  Sejak itu, sepertinya angka 19 selalu punya makna tersendiri untukku. Salah satu kecenganku waktu SMP ultahnya jatuh di tanggal 19, walau sekarang aku sudah tak yakin, bulan Januari atau Februari ya hahaha.  Kalau dipikir, umur 19 juga istimewa karena mulai kenal @hysa. Apalagi setelah sadar kalau dies natalis fakultas kami selalu jatuh di tanggal 19 juga, tepatnya 19 September dan untuk di universitas 19 Desember. Begitu juga dengan beberapa tanggal wisuda kampus, selalu dijadwalkan di tanggal atau sekitar tanggal 19, empat kali dalam setahun. Tak heran juga akhirnya ketika mencari satu tanggal istimewa pengikat janji di musim kemarau, kami jatuhkan di 19 Juli. 190709 Bukan, ini bukan tulisan tema anniversary. Sekadar lintasan ide mengisi wak...

Understanding and Curing Limerence

(Excerpt from limerence .net , nothing was written by me) The phases of limerence Like other addictions, we see limerence originating from early life psychological wounding. We use it to fill a hole in our soul.  We  describe  limerence as the mother of all distractions and when working with clients in limerence we are  curious to uncover what is it the person avoiding dealing with?  So often there is deep unresolved emotional pain. The client has protected themselves by covering their hearts over the years and decades with layers and layers of reinforced concrete.  This was a survival mechanism necessary from growing up in a dysfunctional and often narcissistic family system. The reality is limerence never lasts – typically it spans from 6-36 months. Just long enough for us to pair-bond and continue the survival of the species. Recent advances in neuroimaging and neurochemistry are now mapping out these pathways for romantic love. We als...