Sebenarnya apa yang mendorong orang -dan maksudku BANYAK sekali orang- mengadakan reuni beberapa tahun terakhir?
Satu hal yang jelas, sejak meluasnya penggunaan media sosial, orang "berumur" (sudah punya cukup umur dan alasan) semakin mudah terhubung dengan kawan lamanya, dari berbagai tingkatan sekolah dan jenjang studi. Ini memudahkan mereka mengetahui kabar dan lokasi masing-masing, juga untuk mengkoordinasi acara reuni itu sendiri.
Sejujurnya aku jengah dengan fenomena reuni ini. Kalau dulu, reuni itu dianggap layak disebut reuni karena dilakukan setelah sepuluh, dua puluh bahkan tiga puluh tahun sejak lulus. Sekarang, sepertinya setiap tahun ada saja acara temu alumni atau reuni. Malah jadi tidak istimewa menurutku.
Secara pribadi, aku bukan peminat reuni. Kalau memang ingin kumpul dengan teman lama (yang tentu saja teman paling dekat tidak akan lebih dari sepuluh orang per tingkat sekolah), aku akan datangi mereka di rumah, mengundang ke rumahku, atau janjian bertemu di restoran dengan tiga sampai lima orang tersebut. Kalau memang rindu dengan suasana sekolah atau kampus, tinggal datang saja ke lokasi, tidak perlu menunggu orang banyak. Toh bila berkunjung di hari kerja malah bisa silaturahmi dengan guru dan karyawan.
Ya, tentu senang bertemu teman lama. Tapi menurutku tidak perlu memaksa-maksa orang datang reuni, membanggakan angkatannya paling kompak, apalagi sampai-sampai mengintimidasi yang tidak datang. Bagiku, cukup jelas karakter orang yang senang promosi proliferasi reuni. Bisa jadi, ada yang belum selesai dengan masa lalu mereka sendiri.
Ah sudah, jangan dengarkan aku. Lagi-lagi aku hanya meracau.
Comments
Post a Comment